Dibawah ini merupakan metode yang baik dalam mencari/menuntut ilmu, agar ilmu yang kita miliki bermanfaat dan mendapat barokah dari Allah. 1. Awali dengan niat yang benar, baik dan ikhlas. Niatkan bahwa mencari/menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan ridho Allah. Niatkan bahwa ilmu yang dimiliki akan digunakan untuk kebaikan.
Tipspertama: Menentukan cara belajar Anda dan pilih referensi yang mudah Anda pahami. Ketahuilah bahwasanya, cara cepat belajar bahasa Arab bisa dilakukan dengan cara otodidak atau sendiri maupun dengan mengikuti program belajar bahasa Arab online. Nah, apabila Anda hendak belajar bahasa Arab secara otodidak, pastikan Anda memiliki referensi
KursusPrakerja dengan Webinar. 3 5 Rekomendasi Pelatihan Prakerja Tanpa Webinar di Course-Net. 3.1 A. Kategori IT/ Data. 3.2 B. Kategori Bisnis/ Jualan Online. 3.3 C. Kategori Staff Admin. 3.3.1 1. Strategi Praktis Jago Jualan Online dengan Google Ads. 3.3.2 2. Strategi Praktis Memulai Bisnis Online dengan Google dan SEO.
PROSESBELAJAR MENGAJAR BAGAIKAN MEMBUAT KUE KONTRIBUTOR: Nama : SRI GATI ATI. Jur/ang/kel/’nim: PGSD /2011 – A/1180000006 Guru ibarat pengembang artinya dimana guru selalu mengembangkan bakat – bakat yang dimilki oleh siswanya. menari dll tanpa lelah guru lah yang mengembangkan dan mengasah bakat kita
GuruPahlawan Tanpa Tanda Jasa (Indar Rosanti) Niatmu yang tulus dan suci Puisi guru tersebut dapat mewakili rasa terima kasih kita untuk guru. Guruku (Michael C. Kosasih) Bagaikan cahaya di gelap malam Puisi Guru Tentang Guru Pun Tetap Belajar Seorang guru pun harus tetap belajar. Itu karena ilmu selalu berkembang dan guru pun harus
cara pasang modul mp3 bluetooth ke amplifier. Ilmu Tanpa Adab Bagaikan – Akhlak merupakan salah satu hal yang dibawa dan diberitakan oleh Rasulullah -Sallallahu alaihi wa sallam- di tengah-tengah umat. Akhlak sangat berpengaruh bagi orang-orang musyrik sehingga banyak dari mereka yang masuk Islam karena melihat akhlak Nabi, Rasul Rahmat, Muhammad -Sallallahu alaihi wa sallam-. Kaum Quraisy yang jahil adalah masyarakat yang memuja binatang, tetapi mereka memiliki akhlak keagungan yang tinggi yang diwarisi dari orang-orang saleh sebelum mereka. Adab Adab Dalam Memberikan Nasehat Akhlak yang dilindungi terlebih dahulu, seperti menjaga kesopanan, amanah, melayani tamu, menghibur jamaah, menjaga silaturahmi, sedekah dan lain-lain. Ketika Nabi -Sallallahu alaihi wa sallam- datang untuk menyelamatkannya dari kemusyrikan, dan dari beberapa penyimpangan akhlak, maka Nabi -Sallallahu alaihi wa sallam- membawa risalah Islam berupa Al-Quran dan As-Sunnah yang isinya sempurna dan terpuji. moral. . Dahulu akhlak terbatas pada batas yang sempit, Rasulullah -Sallallahu alaihi wa sallam- memperluas cakupannya, sehingga meliputi akhlak terhadap Allah -Azza wa Jalla- dan akhlak terhadap makhluk. “Aku diutus hanya untuk menyempurnakan makarimul akhlaq akhlak mulia”. [SDM. Al-Bukhoriy dalam Al-Adab Al-Mufrod 273, Ahmad dalam Al-Musnad 2/381/ Al-Baihaqiy dalam As-Sunan Al-Kubro 10/191/ Al – Hakim Al-Mustadrok ala Ash Shohihain 4221. Hadits ini dibenarkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih Al-Jami’ 2349] Kata Mutiara Iman Tanpa Ilmu Bagai Lentera Di Tangan Bayi, Ilmu Tanpa Iman Bagai Lentera Di Tangan Pencuri Sifat batin, misalnya pemalu, berani, dermawan, dermawan, suka membantu, suka melayani kebutuhan orang lain tanpa pamrih, persahabatan. Jadi, akhlaq adalah penampilan batin yang dimiliki seorang hamba ketika berinteraksi dengan orang lain. Moral biasanya disebut “adab” atau “suluk”. Al-Imam Jamaluddin Al-Qosimiy -rahimahullah- menjelaskan bahwa dari luar perbuatan baik tampak sesuai dengan akal dan syariat, sehingga disebut “akhlaq hasanah” atau “akhlaq karimah” akhlak yang terpuji. [Lihat Jawami’ Al-Adab fi Akhlaq Al-Anjaab hal. 138 yang dicetak dalam album buku berjudul “Rosa’il fil Akhlaq”, cet. Dar Al-Bashiroh, Mesir] Allah -Ta’ala- dan Nabi -Sallallahu alaihi wa sallam- ketika memuji akhlak dalam Al-Qur’an dan hadits, yang mereka maksud adalah akhlak KARIMAH. Adab Adab Duduk Dalam Majelis Kebaikan akhlak manusia menjadi alasan masuk surga penuh kebahagiaan. Abu Hurairah – semoga Tuhan meridhoi dia – berkata, عَنْ أَبِيْ حَرَيْرَةَ -رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata Wahai Rasulullah, semoga shalawat dan salam lebih dari surga? فَقَالَ تَقْوَى اللهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ “Apakah Rasulullah -Sallallahu alaihi wa sallam- pernah ditanya tentang banyak hal yang memasukkan manusia ke dalam surga? Lalu beliau bersabda “Taqwa kepada Allah -Ta’ala- dan akhlak yang baik”. 2004 dan Ibnu Majah dalam Sunan 4246.Hadis ini hasan dari Syaikh Al-Albaniy dalam Shohih At-Targhib no. 1723] “Akhlak yang baik adalah tanda muamalah hubungan yang baik dengan makhluk. Dua hal dewi dan akhlak yang baik adalah dua alasan untuk masuk surga”. [Lihat Tuhfah Al-Ahwadziy 6/132] Mahfudzot Kelas 1 Kmi Gontor Beserta Syarah Penjelasannya 21 30 “Hamba yang dicintai Allah adalah yang paling baik akhlaknya”. [SDM. Ath-Thobroniy dalam Al-Ausath 471. Dikonfirmasi oleh Syekh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah no. 432] Jika akhlak seseorang baik, maka ia tidak hanya dicintai oleh Allah, tetapi juga dicintai oleh Rasulullah -sallallahu alaihi wa sallam-, dan menjadi orang yang paling dekat dengannya. “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kalian dan orang yang paling dekat denganku di hari kiamat adalah orang yang berhati baik”. [SDM. At-Tirmidziy dalam Sunan 2018. Hadits ini dibenarkan oleh Syekh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah no. 791] Perilaku yang baik akan dibalas Allah -Ta’ala-, karena bersumber dari iman yang kuat. Keutamaan Menjaga Adab Dalam Menuntut Ilmu, Salah Satunya Mendatangkan Keberkahan “Tidak ada dalam mizan skala yang lebih berat daripada akhlak yang baik”. [SDM. Abu Dawud dalam Sunan No. 4799. Hadits ini dibenarkan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah no. 876] Dalam hadits ini terdapat dalil yang menguatkan keyakinan Ahlus Sunnah bahwa mizan timbangan memiliki materi dan bentuk. Al-Allamah Syekh Mar’iy Al-Karmiy -rahimahullah- berkata “Iman yang benar dari pihak Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah bahwa yang dimaksud dengan “mizan” timbangan adalah mizan yang sebenarnya akan datang. th .penjelasan “. [Lihat Tahqiq Al-Burhan fi Itsbat Haqiqoh Al-Mizan halaman 24] Menentang keberadaan mizan adalah aliran Jahmiyyah, aliran sesat Qodariyyah, sebuah komunitas dari kalangan pendahulu aliran sesat Mu’tazilah yang biasa dikenal dengan aliran “Al-Wazniyyah”. Karakter Sebelum Pintar, Adab Dulu Sebelum Ilmu Halaman 2 Di antara keutamaan-keutamaan itu, Allah akan melipatgandakan pahalanya, sehingga bisa mencapai derajat orang yang suka shalat malam dan berpuasa di siang hari. “Sesungguhnya orang yang berakhlak baik dapat mencapai derajat orang yang shalat malam dan berpuasa di siang hari.” [SDM. Abu Dawud dalam Sunan-nya 4798. ] “Orang yang berakhlak baik hanya mendapatkan keuntungan yang besar ini, bagi orang yang berpuasa dan orang yang sholat malam berdiri di depan jiwanya melawan hawa nafsunya. dan akhlak .akhlak-maka-maka-yang akan dihadapi banyak jiwa. Oleh karena itu, dia akan mencapai apa yang dilakukan oleh orang yang berpuasa dan salat malam. Sehingga keduanya setara, dan bahkan bisa menjadi orang yang lebih baik akhlaknya darinya”. [Lihat Aunul Ma’bud 10/320] Akhlak karimah adalah bekal dan amalan terbaik yang tidak ada sisinya di sisi Allah -Azza wa Jalla-. Malaikat Meletakkan Sayapnya Untuk Para Penuntut Ilmu “Wahai Abu Dzar, tidakkah kamu ingin aku menunjukkan kepadamu dua atribut, dua yang lebih ringan di punggung dan lebih berat di Mizan timbangan”. “Perilaku yang baik dan diam yang lama adalah kebiasaan. Demi Allah, yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada perilaku makhluk yang mirip dengan keduanya”. [SDM. Ibn Abid Dunya dalam buku Ash-Shomti 112 dan 554. Hasan oleh Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah 1938] “Persaudaraan, sopan santun dan bertetangga yang baik akan memperbaiki negara dan meningkatkan taraf hidup masyarakat”. [SDM. Ahmad dalam Al-Musnad 6/159. Hadits ini dibenarkan oleh Syekh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah no. 519] Semoga Allah -Azza wa Jalla- menjadikan kita menjadi orang yang baik terhadap Allah dan makhluknya sehingga kita termasuk di sampingnya sebagai hamba yang saleh dengan akhlak yang baik; hamba yang memperoleh derajat tinggi di sisinya, dan dikumpulkan bersama Nabi -Shollallahu alaihi wa sallam- dan orang-orang saleh. Dibesarkan – Kehilangan adab dan kerusakan akhlak akan menjadi bencana besar di akhirat, hingga saat ini. merajalela saat ini, banyak anak yang tidak hormat kepada orang tua, siswa yang tidak hormat kepada guru, bahkan berani menganiaya orang tua. Kadang-kadang kita bahkan menemukan anak-anak dengan seks Antara Adab & Ilmu Di mana-mana misalnya; kamar tidur, dapur, dan area khusus lainnya saat Anda berkunjung. Tentu saja hal ini tidak boleh berlarut-larut karena dalam Islam sangat jelas kedudukan adat sangat penting. Adab merupakan dasar untuk membentuk karakter dan membatasi perilaku manusia, sehingga kita dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Seperti yang dikatakan Zakariyya Al-Anbari, dia berkata “ Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna, dalam Islam adat harus dimulai sebelum anak kembali. Mengajarkan karakter merupakan salah satu tugas orang tua karena merupakan bagian dari pendidikan untuk menunjang kepribadian anak, sebagaimana sabda Nabi , menanamkan iman pada anak-anak. Syahadat merupakan landasan untuk membangun bangunan keagamaan. Jika iman dilakukan dengan baik, itu akan tercermin dalam kepribadiannya. Anak ini menjadi sosok yang religius, pribadi yang tangguh, selalu berhati-hati dalam bertindak karena merasa Tuhan sedang mengawasi. , memberikan contoh. Anak adalah peniru ulung, dalam hal mengajarkan sopan santun kepada anak terlebih dahulu harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti membiasakan meminta izin saat memasuki kamar anak, meminta maaf saat orang tua sedang mengajar, mengucapkan sesuatu yang sopan. Dengan begitu, anak akan memiliki contoh nyata untuk ditiru. Sebab Kenakalan Pada Anak, Ajarkan Anak Adab, Akhlak Dan Ilmu , menanamkan moral melalui cerita. Anak-anak memiliki banyak imajinasi, sehingga orang tua dapat membacakan kisah-kisah para rasul dan para sahabatnya, tentang akhlak yang tinggi pada anak-anak, misalnya menceritakan kepada utusan Allah makan dan minum, berbicara, tingkah laku kepada orang tua. agar anak memiliki gambaran yang jelas tentang nilai-nilai yang kita sebutkan. , untuk menjauhkan anak dari lingkungan yang buruk. Minimnya penerapan sistem Islam kaffah memaksa keluarga muslim harus ekstra hati-hati dalam mengasuh anaknya. Ini mungkin sudah tersedia di rumah , sopan santun tetapi jika lingkungannya tidak baik maka anak dapat terpengaruh, jadi sangat penting untuk memastikan bahwa anak tersebut adalah temannya. Orang tua harus membimbing dan menjelaskan kepada anak dengan bijak agar anak tidak protes jika orang tua terpengaruh untuk memilih teman. , untuk memilih program media khusus untuk anak-anak. Tidak dapat dipungkiri bahwa era merupakan tantangan yang luar biasa bagi keluarga muslim. Orang tua harus pintar dalam memilih tayangan untuk anaknya dan mengontrol aktivitasnya, orang tua dapat menjelaskan dampak negatif dari tayangan yang tidak mendidik dengan menyinggung agama, misalnya jika Allah tidak suka jika adik menonton tayangan yang buruk. Pentingnya Utamakan Adab Sebelum Ilmu , pandai memberi nasihat. Jika perilaku anak tidak sesuai dengan syariat, maka orang tua harus memberikan nasihat dan bimbingan dengan cara yang wajar dan dapat diterima serta memberi contoh perilaku yang benar. Dalam situasi saat ini, merupakan tantangan besar bagi orang tua untuk mendidik putra-putrinya menjadi generasi yang saleh, semoga kita mendapat kekuatan dari Tuhan untuk mengatasi semua tantangan yang ada sehingga putra putri kita menjadi generasi emas pewaris. peradaban 17 November 2022 0626 17 November 2022 0626 Diperbarui 17 November 2022 0642 172 6 2 Sahabat sejati, sahabat setia, sahabat terpercaya, profesional lembut, orang yang perhatian, adalah seseorang yang selalu dibutuhkan dan dirindukan. Luar biasa, ini terjadi setiap saat. Kami sering menemukan gambar ini di kakek-nenek kami, atau keduanya. Kita juga dapat menemukan teman lama ketika kita bertemu sekarang sebagai alumni sekolah atau program tertentu. Nah, kami menemukan bahwa dalam mengumpulkan pengetahuan, Adab menuntut ilmu imam ghazali, belajar ilmu tanpa guru bagaikan, buku adab penuntut ilmu, amal tanpa ilmu bagaikan, hadits tentang adab diatas ilmu, belajar adab sebelum menuntut ilmu, ensiklopedia adab penuntut ilmu, adab ilmu, buku adab menuntut ilmu, hadits tentang adab menuntut ilmu, hadits adab diatas ilmu, adab diatas ilmu
Anggota komunitas turut berpartisipasi dalam pembentukan aturan dan ekspektasi dari edukasi ini. Sekolah juga tidak mewajibkan kehadiran. Summerhill pada usianya yang hampir ke-100 tahun telah meluluskan banyak siswa. Siswa tak hanya belajar dasar-dasar edukasi saja, tetapi juga bidang akademik lainnya. Mereka mempelajari pelajaran hingga lulus tanpa ada keterpaksaan. Setiap manusia, termasuk anak-anak, memiliki caranya sendiri dalam menangkap pelajaran dan bagaimana mereka menerapkan pelajaran ke dalam kehidupan secara alami. Secara alami, mereka akan mengetahui cara memecahkan kemampuan alami manusia untuk belajar ini ditumpulkan dengan beragam aturan yang memaksa. Terkadang metode pembelajaran seperti ini tidak lagi dipandang mudah dan efektif bagi masing-masing individu. Meskipun di Indonesia memiliki sistem pembelajaran yang sudah ditetapkan secara nasional, orangtua dan guru perlu memberikan dukungan penuh untuk anak. Mengajari anak tanpa memaksa, tak ada salahnya kok Perlu orangtua ketahui bahwa anak-anak secara biologis diprogram untuk belajar. Pembelajaran dimulai ketika ia berada di masa kanak-kanak. Anak akan membutuhkan banyak informasi sebagai bekal untuk bertahan hidup dan berkembang ketika ia beranjak dewasa. Mungkin Anda tak bisa menghindarkan anak-anak untuk belajar menulis, membaca, atau matematika. Memang membutuhkan banyak usaha dan pelatihan intensif sehingga mereka mengerti pelajaran dasar tersebut. Orangtua sebaiknya tak perlu berekspektasi tinggi dalam mengajarkan anak. Karena proses tempuh setiap anak berbeda. Namun, ingatlah untuk mengajari anak tanpa memaksa. Ketika mengajarkan anak, orangtua maupun guru perlu kesabaran penuh. Beritahu anak untuk mencoba menyelesaikan apa yang dikerjakan. Jika mereka melakukan kesalahan saat belajar, tetap arahkan mereka untuk berpikir hingga menemui solusi atau hasil akhirnya. Meskipun sebagai pembelajar alami, anak masih tetap membutuhkan peran orangtua dan guru. Ingatkan bahwa anak menemukan kesulitan saat belajar, jangan takut untuk meminta bantuan orangtua atau guru. Bagaimanapun komunikasi penting sebagai bentuk pembelajaran anak. Sehingga pada masa yang akan datang, mereka memiliki cara tersendiri untuk menyelesaikannya. Anak akan lebih mudah mencerna ketika orangtua atau guru mengajari mereka tanpa memaksa. Ketahuilah bahwa tiap anak memiliki kecepatan dan kemampuan belajar yang berbeda. Terkadang tekanan dalam belajar membuatnya mudah stres, sehingga ia sulit mengerti pelajaran yang diterimanya. Oleh karenanya, anak membutuhkan suasana yang rileks, tenang, dan santai dalam kegiatan belajarnya. Dukungan suasana juga membantu mereka menangkap pelajaran yang diterimanya. Sebagai pendamping, perlu diingat setiap anak memiliki proses belajar yang berbeda. Pujilah ketika ia berhasil melakukan pencapaian apapun hasilnya. Pendamping menjadi agen motivasi anak lebih maju. Maka itu, penting untuk mengajari anak tanpa memaksa. Tips mendidik anak tanpa memaksa Mengajari anak tanpa memaksa mendukung ia berpikir jernih ke depan dalam menghadapi masalah dan mencari solusi. Orangtua sebagai pendamping bertugas memotivasi anak. Dukungan orangtua bisa menjadi kekuatan anak untuk mencapai tujuannya. Berikut tips mendidik anak yang bisa Anda terapkan. 1. Pahami kekuatan anak Sebagai orangtua, Anda perlu mengetahui kekuatan dan kelebihan anak terhadap hal yang disukainya. Kemudian, cobalah memotivasinya untuk melakukan tantangan selanjutnya. Misalnya, ketika anak suka menulis cerita, motivasi ia untuk mengikuti lomba menulis cerpen. Kemudian dukung ia untuk menulis buku kumpulan cerpen dari hasil karya yang telah ia buat. 2. Tetap di samping anak ketika ia gagal Mengajari anak tanpa memaksa bisa dilakukan dengan memberikannya semangat sehingga ia tetap berkomitmen dengan melakukan hal yang menjadi kelebihannya. Terkadang jalan hidup tidak semulus yang dibayangkan. Saat anak berusaha menjalani hal yang disukainya, pada satu waktu ia gagal. Misalnya, anak hobi menari balet. Pada masanya ia pentas, anak terjatuh di atas panggung. Sementara penonton yang lain tertawa dan teman-temannya pun mengejeknya. Tetaplah berada di sampingnya dan bangun semangat dan kepercayaan dirinya, besarkan hatinya. Saat ia gagal, cobalah katakan “Tidak apa-apa, Nak. Kamu sudah lakukan yang terbaik. Ke depannya Ibu/Ayah yakin kamu bisa. Kita hadapi bersama, jangan takut ya.” 3. Pujilah anak atas pencapainnya Setelah beragam proses yang dilalui anak, pujilah anak pada tiap pencapaiannya. Pujian menumbuhkan kepercayaan diri anak untuk tetap maju dan berkembang. Pencapaiannya tak mudah, karena anak melalui proses belajar yang melelahkan dan tak mudah. Cara sederhana ini dapat Anda lakukan sebagai langkah mengajari anak tanpa memaksa.
Di zaman digital saat ini informasi belajar bisa diakses dengan mudah. Saat ini belajar bisa di mana saja dan kapan saja. setiap individu tidak lagi dibatasi ruang dan waktu dalam belajar. Mudahnya dalam belajar saat ini banyak orang belajar otodidak atau belajar tanpa guru. Perlu dicatat dalam belajar meskipun online harus memiliki guru. Dalam menuntut ilmu agama, mencari guru pun tidak sembarangan tapi harus tsiqah terpercaya, keilmuannya bisa dapat dipertanggung jawabkan, sanadnya bersambung hingga Rasullah. Abdullah bin Mubarak berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi Wassalam bersabda إن الإسناد من الدين، ولولا الإسناد لقال من شاء ما شاء Maknanya “Sanad itu bagian dari agama, jika tidak ada sanad, maka siapa saja bisa berkata apa yang dikehendakinya” [HR. Muslim]. Sanad adalah silsilah keilmuan. Imam Asy Syafi’i mengatakan “Orang yang belajar ilmu tanpa guru dan sanad bagaikan orang yang mengumpulkan kayu bakar digelapnya malam, ia membawa pengikat kayu bakar yang terdapat padanya ular berbisa dan ia tak tahu” Faidhul Qadir juz 1 hal 433 Bahkan Al Imam Abu Yazid Al Bustamiy berkata “Barangsiapa tidak memiliki susunan guru dalam bimbingan agamanya, tidak ragu lagi niscaya gurunya syetan.”. Tafsir Ruhul-Bayan Juz 5 hal. 203 Jadi sangatlah bahaya sekali ketika belajar tanpa guru. Sebagaimana kisah yang diceritakan oleh Imam Abu Hayyan al Andalusi; salah seorang Imam ahli Tafsir, penulis Tafsir al-Bahr al-Muhith, dalam untaian bait-bait syair-nya menuliskan sebagai berikut “Orang lalai mengira bahwa kitab-kitab dapat memberikan petunjuk kepada orang bodoh untuk meraih ilmu. Padahal orang bodoh tidak tahu bahwa dalam kitab-kitab tersebut ada banyak pemahaman-pemahaman sulit yang telah membingungkan orang yang pintar. Jika engkau menginginkan meraih ilmu dengan tanpa guru maka engkau akan sesat dari jalan yang lurus. Segala perkara akan menjadi rancu atas dirimu, hingga engkau bisa jadi lebih sesat dari orang yang bernama Tuma al-Hakim.” Tuma al-Hakim adalah seorang yang belajar tanpa guru dalam memahami hadits. Suatu hari ia mendapati hadits shahih, redaksi asli hadits tersebut adalah; “al-Habbah as-Sawda’ Syifa’ Likulli Da“. Namun Tuma al-Hakim mendapati huruf ba’ pada kata al-habbah dengan dua titik; menjadi ya’, karena kemungkinan salah cetak atau lainnya, maka ia membacanya menjadi al-Hayyah as-Sawda’. Tentu maknanya berubah total, semula makna yang benar adalah “Habbah Sawda’ jintan hitam adalah obat dari segala penyakit”, berubah drastis menjadi “Ular hitam adalah obat bagi segala penyakit”. Akhirnya, Tuma al-Hakim mati karena “kebodohannya”, mati terkena bisa ular ganas yang ia anggapnya sebagai obat. Itulah bahaya yang disebabkan belajar tanpa guru. Dalam hal keduniawian saja memerlukan guru dalam belajar agar murid dapat memahaminya dengan baik dan benar. Oleh karenanya meskipun saat ini ilmu bertebaran luas di internet ataupun di buku-buku maka hendaknya seseorang tersebut harus memiliki guru, jika ada yang tidak paham bisa langsung bertanya kepada gurunya, bukan memahami dengan sendirinya. Terlebih lagi belajar mengenal Tuhan harus memerlukan seorang mursyid guru yang sempurna serta terpercaya dan mampu menyempurnakan agar tidak tersesat. Arip
Ma’had Aly – Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban bagi setiap muslim. Kewajiban menuntut ilmu telah dianjurkan didukung beberapa dalil, sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW berikut طلب العلم فريضة علی كل مسلم و مسلمة “Menuntut ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang muslim dan muslimat.“ Di dalam kitab Ta’lim Muta’alim karya Imam Az-Zarnuji dijelaskan bahwasanya tidak diwajibkan setiap muslim dan muslimat untuk menuntut semua ilmu, akan tetapi menuntut ilmu sebagaimana keadaannya. Menjadi santri yang menuntut ilmu menjadikan dirinya memiliki keutamaan dan derajat yang tinggi. Sebagaimana firman Allah SWT يرفع الله الذين امنوا منكم و الذين اوتوا العلم درجات “Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan mereka yang menuntut ilmu.“ Terlebih banyak keutamaan menuntut ilmu dijelaskan dalam banyak hadis Nabi. Seperti hadis berikut ini. من غدا لطلب العلم صلت عليه الملائكة و بورك له فی معيشته “Siapa orang yang pagi hari menuntut ilmu maka para malaikat akan membacakan shalawat untuknya dan diberkahi kehidupannya.“ Banyak fadhilah orang yang mencari ilmu, juga orang yang mengajarkan serta mereka yang mengamalkan ilmu. Mempelajari ilmu, terutama ilmu agama hendaknya dipelajari melalui guru walaupun keadaan zaman sekarang banyak ilmu praktis nan simpel tersedia di laman tertentu, contoh jika ibu jarinya mengetik satu dua kata yang ingin diketahuinya di tab pencarian, sudah banyak muncul jawaban dari persoalan yang ia tanyakan. Namun dari kemudahan itu, justru kenikmatan menimba ilmu tak didapatkannya. Orang yang belajar melalui seorang guru akan jelas sanad gurunya daripada orang yang belajar otodidak melalui media praktis. Dikhawatirkan bagi mereka yang belajar tanpa guru, akan mudah terjerumus ke dalam ajaran yang menyimpang dan membuat bingung diri sendiri, sebab tiada keteguhan dalam ilmu yang dipelajarinya. Maka dari itu, sangat tidak dianjurkan jika seseorang belajar tanpa guru. Ilmu didapat tidak cukup secara otodidak, akan tetapi yang paling penting adalah adanya sosok guru yang menjadi pembimbing agar tidak kesasar dalam mengarungi kehidupan dan juga dalam beragama. Di dalam kitab Bajuri disebutkan bahwa siapa yang tidak memiliki guru yang ia jadikan pembimbing, maka gurunya adalah syaitan. من لا شيخ له فشيخه الشيطان “Barang siapa yang tidak memiliki guru, maka gurunya adalah syaitan.“ أبو يزيد يقول من لم يكن له أستاذ فإمامه الشيطان Dalam redaksi lain, Abu Yazid berkata “Dia yang tidak memiliki guru, maka imamnya adalah syaitan.” يقول عبد الكريم القشيري الشافعي في رسالته المعروفة بالرسالة القشيرية يجب على المريد أن يتأدب بشيخ فإن لم يكن له أستاذ لا يفلح أبداً. “Abd al-Karim al-Qushayri al-Shafi’i mengatakan dalam risalahnya yang dikenal sebagai al-Risalah al-Qushayri bahwa seorang murid harus didisiplinkan oleh seorang syekh guru, dan jika dia tidak memiliki seorang guru, maka ia tidak akan pernah berhasil.” Bahayanya Belajar Tanpa Guru KH. Ahmad Baha’udin Nur Salim atau yang dikenal dengan Gus Baha’ menyampaikan di dalam kitab Adab Al-Alim wa Al-Muta’allim karya Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy’ari, beliau berkata ان يصحح ما يقرٶه قبل حفظه تصحيحا جيدا اما علی الشيخ او علی غيره ممن يتقنه ” Seorang murid santri harus mentashih membenarkan bacaannya sebelum menjaganya dengan tashih yang benar kepada guru atau kepada orang yang diyakininya.“ Dari sini Gus Baha’ menegaskan bahwa orang yang belajar tanpa guru sangat berbahaya dan orang yang belajar harus mentashih bacaannya sebelum menjaga ilmunya. Dalam mentashih bacaan saja pun harus memiliki guru, terlebih banyak fan keilmuan lain yang wajib memiliki guru sehingga jelas sanad keilmuannya. Dapat diambil kesimpulan, orang yang belajar harus ada seorang yang membimbing dan juga ahli dalam keilmuannya. Ada suatu kisah seorang dokter yang bernama Tuma Al-Hakim. Orang tuanya ialah seorang dokter dan mewariskan banyak buku kedokteran kepadanya. Ia pun sibuk menelaah buku-buku dan membaca buku tersebut. Di saat ia membaca buku tersebut, ia menemukan kalimat berikut. الحبة السداء شفاء من كل داء “Habbatussauda’ jintan hitam adalah obat untuk segala penyakit.“ Buku yang ia baca sudah usang dan mengalami kesalahan saat ditulis. Alhasil satu titik huruf ba’ dalam penglihatannya menjadi dua titik, yakni huruf ya’. الحية السوداء شفاء من كل داء “Ular hitam adalah obat untuk segala penyakit.“ Disebutkan dalam beberapa kisah bahwa ia menyebabkan kematian banyak orang, sebab memberi obat yang terbuat dari ular hitam. Contoh tersebut menunjukkan bahwa betapa bahayanya jika seseorang menelaah atau belajar suatu ilmu tanpa guru. Olehsebab itu, tidak diperbolehkan belajaragama secara praktis lewat media-media sosial yang belum jelas dari lisan mana ilmu tersebut dinukil, karena hal itu akan menjadikan kesesatan bagi diri sendiri dan orang lain. Kontributor Robiihul Imam Fiddaroini, Semester 3 Post Views 3,699
Mangunwijaya pernah mengatakan, “Guru bagaikan bidan yang membantu lahirnya perkembangan karakter, pengetahuan, dan keterampilan yang dibawa oleh masing-masing anak.” Setiap anak sejatinya memiliki kecerdasan yang amat spesial. Mereka memiliki modal dasar dalam tumbuh kembangnya sebagai manusia. Tugas pendidikan adalah memupuk bakat anak kita dan mengawal kecerdasannya tumbuh optimal. Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa tugas seorang guru adalah menyelam ke jiwa anak. Dengan menyelam ke jiwa anak, guru dapat menuntun anak memahami diri dan lingkungannya. Guru dapat mendorong anak didiknya mengoptimalkan apa yang menjadi kecerdasan yang menonjol pada diri anak itu. Baca juga Guru Menurut Willem Iskander Peran Guru Peranan seorang guru bukanlah hal yang mudah. Menjadi guru memerlukan kesabaran dan cinta kasih. Kerja seorang guru tidak sekadar menyiapkan pembelajaran dan mendidik anak didiknya. Kerja guru adalah mendidik anak sesuai kodrat alam. Artinya guru tidak boleh melupakan dasar alamiah anak sebagai makhluk bermain. Mereka anak-anak harus diajak sebisa mungkin terus merasakan senang dan gembira dalam belajar. Dalam belajar di sekolah itu pula guru mesti memahami kodrat alam atau situasi zaman yang melingkupi si anak didik. Semakin ke depan tantangan pendidikan menjadi tidak mudah. Ruang belajar yang semakin modern dan tak seluas dulu, tangan dan kaki anak-anak kita tidak seperti anak-anak di masa lalu yang akrab dengan alam. Mereka anak-anak sekarang adalah anak yang intim dengan gadget dan ponsel pintar, pergaulan mereka juga tidak seluas anak-anak di masa lalu. Televisi menjadi teman keseharian yang sering dipeluk ketimbang pohon dan juga hewan-hewan di persawahan. Anak-anak kita semakin jauh berjarak kepada kebudayaannya sendiri. Gamelan, gendhing, serta kesenian tradisional kepunyaan mereka makin tak bisa dijangkau dan berjarak. Dalam keadaan seperti itulah, peranan guru diperlukan. Ki Hajar Dewantara [1927] telah menyindir keras situasi ini puluhan tahun lampau. Ia mengatakan, ” Kita hidup seperti orang yang menumpang di hotel kepunyaan orang lain, tak mempunyai nafsu akan memperbaiki atau menghiasi rumah yang kita tempati, karena tak ada perasaan bahwa rumah itu rumah kita. Hidup kita seperti di hotel asal makan, enak tidak enak, dapat plesir-plesir, sudah cukup, itulah hidup orang borjuis.” Kebudayaan dan khazanah tradisional yang kita punya yang sarat nilai hidup dan kearifan telah semakin terkikis di mata anak didik kita. Bila guru pun tidak memiliki pengetahuan dan kepedulian akan budayanya sendiri bisa dibayangkan bagaimana nasib kebudayaan kita di masa depan. Kita mesti belajar tentang jawa ke Belanda maupun indonesianis Amerika. Muatan lokal dan kekayaan kebudayaan Indonesia memang telah menempati posisi pinggir. Ini disebabkan kurikulum kebudayaan di pendidikan Indonesia tak terlampau digubris oleh pemerintah. Budayawan Radar Panca Dahana memberi kritik tajam terhadap situasi ini. Peminggiran dan penempatan kebudayaan dalam arus besar program pemerintah menjadi bukti bahwa kebudayaan tidak menjadi prioritas dalam pembangunan manusia Indonesia. Mungkinkah Sekolah Tanpa Guru? Tradisi guru-murid dalam pendidikan kita di masa lampau amatlah kental. Sistem guru-murid dibangun atas kharisma dan keahlian mumpuni sehingga murid berbondong-bondong datang berguru. Dalam sistem pesantren, ilmu tidak sebatas ilmu dunia apalagi sekadar ilmu mencari duit dan pekerjaan. Dalam pesantren itulah ilmu hidup dan mengarungi hidup diajarkan. Pendidikan di pesantren mengandalkan tidak hanya interaksi fisik yang intim namun juga batin yang kokoh. Semakin modern zaman, pendidikan berbasis pesantren pun bergeser dan berubah pola. Intensitas hubungan fisik dan batin mulai berkurang. Teknologi dan bahasa asing mulai menjadi andalan utama pesantren modern. Yang lebih kentara adalah peranan dan hubungan “guru-murid” yang mulai luntur. Menjamurnya model pendidikan berpatron asing dan kurikulum berbasis barat menjadi trend yang banyak diminati. Sementara itu, semakin sibuk anak-anak kita belajar akademis dengan persaingan yang cukup ketat di sekolah modern, belum memuaskan anak-anak kita. Mereka memerlukan tambahan jam belajar melalui privat atau bimbel berbasis online. Dalam situasi seperti itulah peranan guru makin dihilangkan. Mereka para guru tidak perlu lagi capek dan repot menerangkan beban pelajaran yang berat. Sebab anak dituntut bisa lebih banyak belajar secara mandiri. Dalam posisi yang seperi itulah kondisi guru kita saat ini. Bisakah guru-guru kita bertahan dengan modal pengetahuan dan pengalaman mumpuni menghadapi situasi yang demikian?. Bila yang diandalkan hanya intelektualitas dan juga metode tanpa kearifan dan kepedulian terhadap nasib anak didik kita ke depan? Maka bukan tidak mungkin sekolah kita ke depan adalah sekolah tanpa guru. Sekolah tanpa sentuhan fisik terlebih batin. Sekolah tanpa didikan adab apalagi kultur yang kita punya. Sekolah yang kehilangan jati dirinya di rumah bangsanya sendiri. Sumber gambar pixabay
belajar tanpa guru bagaikan